Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan angka laporan harian kasus positif Covid 19 kembali naik khusunya pada bulan ramadan. Hal ini terjadi karena banyak warga yang di siang hari disiplin berada di rumah, tapi jelang sore dan malam hari justru banyak beraktivitas di luar rumah. "Ini terjadi utamanya justru sesudah, garis putus putus ini adalah bulan Suci Ramadan. Masuk bulan suci Ramadan, kita memang ketat di siang hari, tapi sore dan malam orang banyak keluar," kata Anies Baswedan dalam konferensi persnya, Selasa (19/5/2020).
Mengacu grafik data harian penambahan kasus positif Covid 19 di Jakarta menunjukkan kasus tambahan sempat menurun pada pertengahan hingga akhir April, serta awal Mei. Menurut Anies, penurunan kasus harian itu adalah cermin dan hasil kedisiplinan dari warga tetap di rumah yang mencapai angka 60 persen. Angka ini didapat dari Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, dengan menggunakan metode melihat pergerakan smartphone tiap individu.
Tapi penambahan kasus pasien positif per hari berangsur menanjak lagi ketika masuk bulan ramadan. Bahkan kata Anies, grafik yang meningkat itu seakan Jakarta sedang menuju gelombang kedua. "Di bulan Mei, jumlah laporan kasus per hari mengalami peningkatan kembali, seakan kita menuju gelombang kedua," ungkap dia.
Atas dasar itu, Anies berharap status PSBB yang diperpanjang selama dua pekan, hingga 4 Juni mendatang, dimanfaatkan masyarakat terus meningkatkan kedisplinan berada di rumah. Ia juga berharap aktivitas warga tetap di rumah turut meningkat hingga 80 persen. Sebab menurutnya kegiatan di rumah saja jadi salah satu hal penting menekan penularan Covid 19 di tengah masyarakat.
"Bila kita ingin menuntaskan ini, maka kita harus disiplin berada di rumah," kata Anies. Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta akan berakhir pada 21 Mei mendatang. Karena itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali memperpanjang PSBB selama 14 hari ke depan, terhitung sejak 22 Mei sampai 4 Juni 2020.
Anies Baswedan berharap PSBB yang ketiga kalinya ini jadi yang terakhir. Dengan catatan, masyarakat yang sudah disiplin tetap mempertahankan, sedangkan yang belum, turut mengikuti. "Mudah mudahan ini fase terakhir PSBB. Kewaspadaan ditingkatkan. Dua pekan ke depan adalah kunci, mulai tanggal 22 Mei 4 masa menentukan apakah kita akan naik atau akan turun."
"Dan ini akan bisa menjadi PSBB penghabisan jika kita disiplin," kata Anies Baswedan dalam konferensi pers yang disiarkan langsung lewat kanal Youtube Pemprov DKI, Selasa (19/5/2020). Dalam kesempatan tersebut Anies Baswedan juga memaparkan hasil evaluasi beberapa hal selama penerapan PSBB. Salah satunya yaitu terjadi peningkatan orang beraktivitas di rumah terhitung mulai Maret dari 40 menjadi 60 persen.
Bahkan DKI Jakarta jadi yang tertinggi diantara provinsi lainnya di Pulau Jawa. Karena itu ia berharap angka persentase mereka yang berada di rumah terus meningkat hingga mencapai 80 persen. Sehingga dengan demikian angka penularan virus corona bisa turun signifikan pada dua minggu berikutnya.
"Sisi warga, 60 persen yang di rumah, keinginan 70 80 persen, sehingga makin rendah penualaran. Diantara provinsi di Jawa. Ada keseriusan warga di Jakarta mencegah penularan," ujar Anies Baswedan. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid 19 Achmad Yurianto melaporkan 45.300 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) hingga Selasa (19/5/2020) pukul 12.00 WIB. Data tersebut dihimpun secara berjenjang dari kabupaten atau kota hingga tingkat provinsi.
"Yang masih kita pantau 45.300 orang dalam pemantauan," ujar Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui YouTube di Channel BNPB, Selasa (19/5/2020). Kemudian jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) naik menjadi 11.891 orang. Achmad Yurianto mengatakan kasus positif corona saat ini telah merambah 390 kabupaten/kota di 34 Provinsi.
Pemerintah juga melaporkan total kasus positif virus corona (Covid 19) di Indonesia naik menjadi 18.496 orang, hingga Selasa (19/5/2020) pukul 12.00 WIB. Angka itu diperoleh setelah adanya tambahan kasus baru sebanyak 486 orang dalam waktu 24 jam terakhir. Sementara kasus meninggal naik menjadi 1.221 orang, setelah ada penambahan sebanyak 30 orang.
Sedangkan jumlah pasien sudah sembuh menjadi 4.467 orang, setelah ada penambahan sebanyak 143 orang. Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah. Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.
"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua." "Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB,Minggu (5/3/2020). Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.
Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis. "Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis." "Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, Yuri pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah. Yurimenyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam. Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.
"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya. "Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita. "Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.
Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid 19. Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya. "Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus menerus mendistribusikanAPD (Alat Pelindung Diri)agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi,"kata Yuri.