Pandemi virus corona membuat semua orang menerapkan protokol kesehatan, termasuk jaga jarak, pakai masker dan rajin membersihkan tangan dengan air dan sabun maupun sanitiser. Biasanya sanitiser sudah disediakan di setiap pintu masuk toko maupun tempat makan. Sanitiser diletakkan dalam botol besar dengan pompa pencet sehingga pelanggan bisa membersihkan tangan dengan cairan ini sebelum masuk ruangan.
Demikian pula yang terjadi di Starbucks, brand kopi ternama asal Amerika Serikat yang gerainya tersebar di berbagai negara. Baru baru ini, seorang pelanggan Starbucks di Jepang mengeluh setelah menggunakan sanitiser yang tersedia. Seorang wanita muda yang mengunjungi Starbucks di Tokyo mengaku mengalami luka di tangannya setelah menggunakan cairan anti kuman yang disediakan Starbucks.
Wanita berusia dua puluhan tahun itu mengajak seorang anak berusia satu tahun ke Starbucks. Keduanya membersihkan tangan tengan cairan anti kuman yang disediakan di pintu masuk. Namun, setelah mengusapkan cairan itu ke kulit tangannya, ia merasa kulitnya perih dan panas seperti terbakar.
Tangannya terasa licin berair dan ada zat seperti bubuk putih di atasnya. Segera setelah itu ia langsung cuci tangan pada kran air. Setelah membersihkan zat seperti bubuk itu, ia mengambil foto tangannya yang seluruhnya tampak merah meradang.
Sambil menahan sakit, ia bertanya kepada staf, cairan apa yang dimasukkan ke dalam botol sanitiser di depan pintu masuk? Setelah diperiksa, staf menyadari telah melakukan kesalahan saat mengisi ulang botol tersebut. Mereka mengisinya dengan deterjen cuci yang dicampur air, bukan larutan antiseptik.
Staf pun meminta maaf atas kesalahan tersebut, tetapi tangan wanita itu tampak merah melepuh dan butuh penanganan medis. Ia segera mengunjungi dokter agar sakitnya bisa ditangani secepatnya. Dokter kemudia mendiagnosanya dengan luka bakar kimiawi dan butuh waktu sekitar dua minggu untuk menyembuhkan.
Wanita itu biasanya juga memakaikan disinfektan pada tangan anaknya, tapi untungnya pada saat itu ia tidak memberikannya. Mengingat tangan anak lebih sensitif, ia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada anaknya jika terkena zat kimia deterjen itu. Fuji News Network, yang mengabarkan cerita tersebut, menghubungi Starbucks Jepang setelah mewawancarai korban.
Perusahaan telah memperingatkan semua gerainya tentang insiden tersebut dan saat ini sedang dalam pembicaraan dengan korban. Sementara wanita itu mengaku trauma dengan kejadian yang menimpanya. Sekarang ia takut menggunakan sanitiser tangan yang disediakan oleh toko dan memilih untuk menggunakan pembersih tangan sendiri yang dibawa dalam botol portabel kecil.
Ia mengaku kecewa dan cukup kesal atas kejadian ini.