Indrayani mengaku trauma setelah menjadi korban aksi penodongan diduga menggunakan senjata api disertai perampokan oleh pria beratribut ojek online. Indrayani adalah salah seorang pegawai SPBU Benoa yang menjadi sasaran perampokan pada Rabu (11/11/2020) siang. Indrayani tidak menyangka kejadian itu menimpa dirinya bersama kedua rekannya yang sedang bertugas.
Bahkan aksi pelaku yang membawa senjata api bisa mengancam nyawa ketiga penjaga SPBU perempuan itu. Meskipun tidak mengalami luka luka, Indrayani dan kedua rekannya tak bisa lepas dari trauma psikis akibat peristiwa yang terekam CCTV milik SPBU tersebut. Saat ini Indrayani dan temannya sudah kembali bekerja seperti biasa, namun rasa waswas masih menghantuinya.
Aksi perampokan pada Rabu (11/11/2020) siang itu terjadi saat kondisi SPBU tengah sepi. Tidak ada pelanggan lainnya yang mengisikan bahan bakar selain pelaku, serta hanya ada Indrayani bersama dua orang rekannya yang sama sama perempuan. "Saat itu kondisinya memang lagi sepi," kata dia.
SPBU Benoa ini menempatkan pegawai laki laki saat malam hari sehingga pada siang hari menempatkan pegawainya mayoritas perempuan. "Laki laki ada tapi kerjanya malam," terangnya. Indrayani menuturkan detik detik kejadian, di mana saat itu pelaku masuk seperti pelanggan SPBU biasa.
Pelaku lalu berhenti di bagian tengah dalam area pom bensin. Pelaku kemudian turun dari sepeda motor dan langsung menodongkan pistol. Sembari menodongkan pistol, pelaku berjalan mengarah ke sebuah tas yang berada di lokasi, yang diketahui milik salah satu teman Indrayani.
Tas itu kemudian dibawa kabur oleh pelaku. "Tas itu isinya handphone milik teman saya pegawai bernama Luh Desi Ratnasari, tidak ada isi uang di dalam tas itu," ucapnya. Setelah mengambil tas itu, pelaku langsung bergegas pergi meninggalkan lokasi menuju pintu ke luar.
Saat disinggung mengenai ciri ciri pelaku, Indrayani tidak mengetahui jelas. Sebab saat itu dirinya bersama dua orang pegawai lainnya langsung berlari demi menyelamatkan nyawanya. Ia hanya melihat pelaku menggunakan jaket dengan atribut ojek online dan menggunakan masker. Indrayani dan rekannya pun berlari secara terpisah, dirinya ke ruang istirahat dan temannya ke toilet.
"Saat melihat dia menodongkan pistol kami langsung lari, tidak begitu jelas melihat ciri cirinya, yang jelas memakai jaket ojol, masker dan helm," terangnya. Sementara kepolisian saat ini masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi saksi dan penyelidikan terhadap kasus tersebut. "Kita sudah menemui titik terang dan mudah mudahan cepat terungkap," ujar Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Kamis (12/11/2020).
"Kita pastikan menjamin ini yang terakhir dan salah satu mendukung juga, para pemilik siaga melengkapi dan usaha dengan memasang CCTV. Pelaku yang berniat berpikir terlebih dahulu," sambungnya. Kombes Jansen menambahkan dari kejadian tersebut kerugian yang dilaporkan mencapai Rp 3.150.000, uang dari hasil penjualan di SPBU yang dirampas dari dompet korban. Mengenai senjata api yang digunakan pelaku, ia menyampaikan terduga pelaku hanya menodongkan sesuatu dan belum dipastikan tetapi menyerupai pistol.
Polisi sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kemudian mengambil keterangan korban atas nama Desi Ratnasari dan beberapa saksi lainnya. Polisi juga sudah mengamankan beberapa alat bukti lainnya atau rekaman CCTV dari beberapa sudut. "Kita juga sudah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan pergerakan sebelum menuju SPBU dan sesudah di SPBU dia mengarah ke mana. Kita melakukan khusus penyelidikan lebih lanjut dan mudah mudahan bisa segera terungkap," katanya.