Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau dikenal AirNav Indonesia mencatat pergerakan pesawat udara di ruang udara Indonesia terus mengalami peningkatan. Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno menyampaikan, total pergerakan pesawat udara yang dikelola oleh AirNav Indonesia pada Juli 2020 sejumlah 76.614 pergerakan. Hal ini meningkat dibandingkan pergerakan pesawat pada bulan Juni 2020 sejumlah 47.674 pergerakan.
“Tren peningkatan pergerakan pesawat udara untuk rute domestik terjadi di hampir seluruh bandara bandara besar di Indonesia. Untuk Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, misalnya, pada bulan juni AirNav Indonesia Cabang Denpasar mengelola 545 pergerakan pesawat udara, kemudian meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan juli menjadi 1.373 pergerakan,” ujar Pramintohadi, Sabtu (28/8/2020). Dia menjelaskan peningkatan tersebut telah diantisipasi oleh AirNav Indonesia melalui berbagai program yang diluncurkan dalam mengahadapi penurunan pergerakan pesawat udara akibat pandemi Covid 19. Pramintohadi menekankan personelnya terus meningkatkan keahlian dan kompetensinya melalui berbagai pelatihan melalui simulator air traffic control.
"Untuk peralatan navigasi penerbangan, pengecekan secara berkala sesuai dengan regulasi dan standard operation procedure (SOP) yang berlaku terus dilakukan, salah satunya melalui penerapan remote maintainance untuk peralatan communication, navigation, surveillance dan automation (CNS A)," terangnya. Sementara itu, Kepala Divisi Pengendalian Pelayanan Navigasi Penerbangan AirNav Indonesia Endaryono mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi personel layanan navigasi penerbangan dari penularan Covid 19. “Kami memiliki tiga prosedur adaptasi kebiaan baru yakni protokol operasional, protokol personel on duty dan perlindungan tempat kerja. Ketiga protokol ini mengadaptasi protokol kesehatan ketat yang diterapkan di industri penerbangan," urainya.
Endaryono menambahkan AirNav Indonesia di tengah pandemi ini aktif mengusulkan dan menerapkan inovasi efisiensi penerbangan agar maskapai dapat menghemat bahan bakar sehingga menekan biaya operasional. “Salah satu program yang kami luncurkan di tengah pandemi ini adalah trial UPR, tol udara dengan rute berbasis satelit atau performance based navigation (PBN route), Continue Climb Operation (CCO) dan Continue Descent Operation (CDO) serta penerapan no delay departure,” terang Endaryono. Menurutnya, seluruh prosedur tersebut membuat pesawat udara jarang berhenti baik di darat maupun di udara, sehingga dapat menghemat penggunaan avtur.
AirNav Indonesia juga aktif melakukan pertemuan bilateral dan regional melalui daring dengan penyedia layanan navigasi penerbangan negara lain.